rnlink.org — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan implementasi “vaksinasi tertarget” dalam usaha menangani penebaran virus mpox atau cacar monyet, bukan vaksinasi umum. Cara ini dipandang lebih efisien karena Mpox lebih gampang dikontrol dibanding virus lain seperti Covid-19, menurut WHO.
“Vaksinasi umum tidak direferensikan; itu penting. Vaksinasi harus ditarget pada beberapa daerah di mana virus itu menebar,” tutur jubir WHO, Margaret Harris, saat interviu dengan Anadolu Agen, Selasa, 20 Agustus 2024.
Harris menerangkan kedukaannya pada penebaran virus yang cepat dan ada tipe virus baru, Clade 1b. Dia menerangkan jika virus mpox mempunyai dua tipe genetik, yaitu Clade 1 dan Clade 2, dengan Clade 1b yang ada tahun kemarin jadi perhatian khusus karena penebarannya yang tingkat dan cepat kematian yang lebih tinggi, khususnya di kelompok beberapa anak.
“Virus berikut yang kami cemaskan.kuatirkan karena penyebarannya cepat sekali. Virus ini mempunyai tingkat kematian yang tinggi, khususnya di kelompok beberapa anak,” tutur Harris.
WHO menulis kenaikan kasus mpox pada tahun 2024 semakin tinggi dibandingkan tahun awalnya, selainnya di Republik Demokratik Kongo sisi timur, virus ini sudah menebar ke Burundi, Rwanda, Uganda, dan Kenya. Harris menyorot jika beberapa anak dan pribadi dengan infeksi cacar dan HIV lebih rawan alami keadaan kronis karena Mpox, bahkan juga mempunyai dampak negatif kematian lebih tinggi.
Si juru bicara WHO itu menerangkan jika orang yang terkena virus cacar air akan alami tanda-tanda seperti ruam kulit dan demam, hingga membutuhkan penyembuhan antipiretik dan penurun ngilu untuk menangani tanda-tanda itu. Ia mengutamakan keutamaan perawatan klinis yang pas dan karantina diri untuk menghambat penyebaran dan infeksi lain sepanjang proses pengobatan.
Vaksinasi yang diperkembangkan untuk cacar bisa dibuktikan efisien menantang mpox. Harris menjelaskan jika vaksin ini direferensikan untuk diberikan ke mereka yang terkena virus dalam kurun waktu empat hari sesudah contact, dan ke petugas kesehatan di “beberapa daerah di mana terdapat wabah yang berjalan” atau mungkin dengan pandemi aktif.
Eropa Utara, Amerika Serikat, dan Jepang mempunyai sumber daya yang bagus untuk stock vaksin, katanya, sambil menambah jika sekarang ini mereka tengah bekerja sama dengan beberapa negara yang mempunyai stock dan produsen vaksin untuk tingkatkan produksi dan pastikan jika stock itu mencapai beberapa daerah yang memerlukan.
Jubir WHO menerangkan jika walaupun virus cacar air ialah virus aktif yang bisa disetop gampang, ini membutuhkan analisis cepat pada pasien, contact yang terbangun, dan implementasi cara isolasi.
Ia mengutamakan jika lockdown tidak dibutuhkan saat hadapi pandemi ini, tapi dibutuhkan pemantauan ketat dan diagnosis laboratorium yang bagus untuk mengatur penebarannya. Harris menghimbau warga tidak untuk cemas seperti waktu hadapi COVID-19, karena virus ini mempunyai karakter dan langkah penebaran yang berlainan.
Harris menerangkan jika Mpox menebar lewat adu fisik dekat, bukan lewat udara seperti COVID-19, hingga lebih gampang disetop. “Tetapi, kami tidak mau ini menebar ke penjuru dunia dan jadi wabah, karena, sekali , ini akan memberi penekanan pada mekanisme kesehatan. Tersebut argumen untuk menyebutkan kondisi genting kesehatan warga sebagai perhatian internasional untuk menghambat wabah.
“Sudah pasti, tersebut kenapa kita mempunyai kesepakatan wabah yang kita coba tuntaskan dan setujui kembali. Setiap kita alami keadaan semacam itu, kita mempunyai mekanisme yang bisa bekerja dengan cepat dan hentikan teror supaya tidak jadi wabah,” imbuhnya menerangkan jika rintangan global yaitu memastikan distribusi vaksin ke daerah yang memerlukan.
Harris memperlihatkan jika Pakistan dan Swedia sudah memberikan laporan kasus cacar air, menyorot keutamaan ke-2 negara ini mengetahui dan memberikan laporan kasus secara cepat.
Dia menyorot keutamaan beberapa negara memberikan laporan kasus secara terbuka, karena transparan ini berperan saat melawan penyakit ini.