rnlink.org – Pemerintah kota Semarang akan membahas keadaan turunan di Silayur buntut kecelakaan maut yang tewaskan 2 orang di lokasi itu. Bukan hanya itu, Pemerintah kota pasti akan menegaskan agenda operasional kendaraan berat di batas itu.
Diketahui, kecelakaan di Jalan Prof Hakam itu terjadi Kamis (21/11), sekitaran jam 17.00 WIB. Truk tronton menubruk sejumlah kendaraan, menyebabkan 2 orang wafat, dan sembilan yang lain beberapa luka.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menjelaskan faksinya sudah mengingati berkaitan ketentuan jam operasional kendaraan berat yang cuma bisa lewat jam 21.00-06.00 WIB.
“Itu kan telah berulang-kali kami berikan, pebisnis kok ya bandel. Karena sebetulnya kan telah ada jam-jamnya, mereka harus turun-naik jam 21.00-06.00 WIB,” kata wanita yang dekat dipanggil Mbak Ita saat dijumpai di SMKN 7 Semarang, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (22/11/2024).
Dia juga akui sudah bekerjasama dengan Polrestabes Semarang untuk melangsungkan pos pengamanan dan mempererat larangan di turunan itu. Mbak Ita minta beberapa pihak berkaitan untuk lakukan pengkajian berkaitan turunan Silayur yang banyak menelan korban.
“Kami telah meminta untuk membahas, kami telah meminta pembahasan, untuk cukup dilandaikan seperti Jalan Hanoman. Jalan Hanoman kan alhamdulillah mulai (landai),” bebernya.
“Kelak mungkin cukup dilandaikan, semoga kelak dapat selekasnya usai dan cukup datar karena Silayur ini kan cukup tajam,” sambungnya.
Dia menjelaskan pemerataan jalan turunan Silayur dipandang menjadi satu diantara jalan keluar untuk menghambat kecelakaan kembali terulang lagi. Karena, semua ketentuan dan larangan sudah diaplikasikan, tetapi sering tidak diindahkan.
“Satu diantara jalan keluar ialah dilandaikan, ini hari saya meminta untuk lakukan pengkajian dan tahun depannya supaya diratakan seperti Jalan Hanoman,” ujarnya.