DOKTER specialist penyakit dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo, Faisal Parlindungan, memperjelas pasien hipertensi masih tetap bisa konsumsi daging kambing, tapi dalam jumlah lebih sedikit serta lebih berhati-hati.
Faisal, d ikutip Senin (17/6),, menyebutkan salah satunya strategi yang dapat diaplikasikan ialah konsumsi daging kambing tidak lebih dari 50 gr setiap hari dan tentukan sisi daging yang bebas lemak.
“Sisi daging kambing lebih lean (bebas lemak), seperti daging (sisi) paha, memiliki kandungan semakin sedikit lemak dan purin dibanding sisi lain,” kata Faisal.
Konsumsi daging yang terlalu berlebih, kata Faisal, akan mengakibatkan kandungan cholesterol LDL (cholesterol jahat) bertambah dan menimbun di pembuluh darah, membuat karies yang mengakibatkan persempitan pembuluh darah.
Hal tersebut akan mengakibatkan jantung bekerja lebih keras memompa darah ke semua badan hingga pada akhirnya tingkatkan tekanan darah.
Sementara purin pada daging merah diganti jadi asam urat pada tubuh, yang bila terlalu berlebih bisa mengakibatkan hiperurisemia yang disebut faktor dampak negatif hipertensi.
Faisal merekomendasikan pasien hipertensi untuk memproses daging kambing dengan sehat supaya aman dimakan, diantaranya jauhi sistem menggoreng.
“Jauhi menggoreng daging kambing. Pilih sistem mengolah lebih sehat, seperti rebus, mengoseng, atau membakar,” ungkapkan Faisal.
Mengolah daging kambing dengan kandungan garam yang terlalu berlebih mempengaruhi dampak negatif hipertensi. Garam bisa tingkatkan natrium dalam daging yang mengakibatkan penyimpanan air di badan hingga mengakibatkan keadaan saluran tinggi di pembuluh arteri.
Waktu konsumsi daging kambing, anjuran Faisal, warga dapat perbanyak sayur dan untuk buat menolong menyamakan kandungan purin dan cholesterol pada tubuh.
Sesudah konsumsi daging kambing saat Idul Adha, selalu awasi tekanan darah dengan teratur dan diskusikan sama dokter bila tekanan darah bertambah. (Ant/Z-1)