Jakarta – Ada tujuh mode mobil Toyota Jepang yang terimbas dari penemuan kementerian Jepang masalah penyelewengan tes sertifikasi. Ini daftarnya.
Toyota Jepang diketemukan lakukan tes sertifikasi yang tidak sesuai dengan proses di saat test keselamatan. Dari penemuan Kementerian Darat, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang (MLIT), tujuh mode disebutkan tidak lakukan tes sertifikasi seperti diputuskan kewenangan di tempat.
Tujuh mode yang terimbas itu ialah:
1. Toyota Crown tahun pengetesan 2014
2. Toyota Isis tahun pengetesan 2015
3. Toyota Corolla Axio tahun pengetesan 2015
4. Toyota Corolla Fielder tahun pengetesan 2015
5. Toyota Sienta tahun pengetesan 2015
6. Toyota Yaris Cross tahun pengetesan 2020
7. Lexus RX tahun pengetesan 2015
Berkaitan penemuan itu, Toyota untuk beberapa waktu putuskan hentikan produksi sekalian pemasaran untuk mode Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross di Jepang. Sementara mode yang lain diketahui memang tidak dibuat.
“Jadi orang yang bertanggungjawab untuk Toyota Grup, saya ingin sampaikan keinginan maaf untuk customer, pecinta otomotif, dan semua penopang kebutuhan untuk rumor ini berikut Hino, Daihatsu, dan Toyota Industries Corporation. Saya benar-benar mohon maaf,” ungkapkan Chairman Toyota, Akio Toyoda.
Dalam pernyataannya, Chairman Toyota, Akio Toyoda, menjelaskan jika faksinya lakukan test dengan sistem berlainan dari standard yang ditetapkan kewenangan Jepang. Toyota juga memberikan laporan ini ke kementerian pada 31 Mei. Akio menerangkan, tiap kendaraan dapat dibuat dan dipasarkan sesudah penuhi standard.
“Pokok dari permasalahan ini ialah jika kendaraan dibuat dan dipasarkan dengan umum tanpa lewat proses sertifikasi yang sama sesuai,” ungkapkan Akio.
Toyota yakini jika sertifikasi adalah proses penting saat sebelum lakukan produksi umum dan jual mobil ke customer. Ini dilaksanakan buat pastikan jika mobil memang aman dipakai. Pada dasarnya, ada tiga langkah untuk memperoleh sertifikasi.
Pertama, minta penguji dan service tehnis yang dipilih untuk melihat pengetesan. Seterusnya, produsen lakukan tes sertifikasi intern dan memberikan datanya. Ke-3 , memberikan data tes peningkatan yang cocok untuk sertifikasi. Ini kali, kasus itu diketemukan pada langkah yang ke-2 dan ke-3 .
“Antara itu, kami temukan enam kasus detil,” ungkapkan Chief Officer Konsumen First Promotion Grup Shinji Miyamoto.